ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
a.
Pengertian Organisasi
Pengorganisasian diartikan
sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam aktivitas
organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang
serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang
itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin
pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas
pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda,
mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan
kesuatu arah tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan
yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan pemaduan segala sumber daya
organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan penempatan
orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan
aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah
mampu menempatkan the right man in the right place. Pemimpin harus mampu
melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk
melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang yang tepat
untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh
potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan
organisasi.
Langkah-langkah
Pengorganisasian :
- Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan organisasi yang harus dicapai).
- Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi).
- Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga akan mencapai tujuan bersama.
- Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff).
b. Struktur
Organisasi
Adapun cara penggambaran bagan struktur
organisasi menurut Henry G. Hodges dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Bentuk Piramidal
2. Bentuk Vertikal
3. Bentuk Horisontal
4. Bentuk Melingkar
c. Pengorganisasian
Sebagai Fungsi Manajemen
Organisasi adalah wadah dari manajemen yang
saling mempengaruhi. Kalau organisasi baik tetapi manajemen tidak baik, maka organisasi
tidak dapat bergerak, demikan sebaliknya. Dalam rangka membentuk organisasi
yang baik perlu diketahui dan diperhatikan asasasas
terdapat dalam organisasi, yaitu :
a)
Asas
kesatuan komando (unity of commad)
Dalam suatu organisasi ada suatu asas dimana
tiap-tiap pegawai hanya mempunyai satu pimpinan (pimpinan tunggal), dimaksudkan
agar tugas-tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dengan dan karena hanya
berasal dari pimpinannya
b)
Span of
control
Dengan span of control dimaksudkan untuk memberi
batas kemampuan seorang pimpinan untuk dapat mengatur dan mengawasi bawahannya.
Kemampuan tiap-tiap pimpinanberbeda satu sama lain, ada yang mampu hanya 5
pegawai, ada yang 10 pegawai atau 15. Dari hasil penelitian di Amerika Serikat
yang paling efektif seorang pimpinan sebanyak-banyaknya mengawasi 8 pegawai.
Perbedaan kemampuan tersebut berdasarkan beberapa faktor, antara lain,
perbedaan pengalaman, perbedaan pendidikan, perbedaan kecakapan dan perbedaan
usia.
c)
Pembagian
kerja secara homogen
Bermacam tugas dalam organisasi harus dibagi-bagi
sedemikain rupa dan ditugaskan pada orang-orang tertentu, tetapi tetap
merupakan satu kesatuan yang homogen dan tidak berjalan sendiri-sendiri.
d)
Delagasi
wewenang yang diikuti dengan tanggung jawab.
Untuk berhasilnya suatu organisasi tergantung
pada sejauh mana seorang pimpinan mendelegasikan wewenang, yang tentunya
disertai dengan delegasi tanggung jawab. Delegasi diberikan karena pimpinan
sudah memberikan kepercayaan penuh kepada yang didelegasikan.
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
a)
Organisasi
Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana,
diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu
organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta
spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikannya:
- Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
- Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan,
- Proses pengambilan keputusan cepat,
- Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas,
- Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya:
- Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
- Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
- Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
b) Organisasi
Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan
mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya
banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi
nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
Kebaikannya :
Kebaikannya :
- Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan perusahaan
- Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adaya staf ahli,
- Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan menjadi suatu spesialisasi.
- Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula,
- Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam satu tangan,
- Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci,
- Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya :
- Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
- Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
- Kesatuan komando berkurang.
- Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan tugas.
c) Organisasi
Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan.
Organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan
dengan jelas.
Kebaikannya :
- Pembidangan tugas lebih jelas.
- Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
- Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
- Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
Kelemahannya :
- Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
- Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
- Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama sehingga sering timbul konflik.
d) Organisasi
Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah
tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya :
- Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan terperinci.
- Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
- Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
- Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat pelaksanaan tugas.
- Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
- Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor kreatifitas lebih dipentingkan.
e) Organisasi
Formal dan Informal
Ragam arti organisasi banyak sekali seperti organisasi
statis, organisasi dinamis, organisasi formal, organisasi informal, organisasi
tunggal, organisasi jamak, organisasi daerah, organisasi regional, organisasi
negara, organisasi internasional dan lain sebagainya. Ada beberapa saja yang
akan dibahas di sini, yaitu :
- Organisasi Statis, yaitu gambaran skematis hubungan-hubungan kerjasama yang terdapat dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
- Organisasi Dinamis, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organisasi, mengadakan departementasi dan menetapkan wewenang, tugas dan tanggung jawab.
- Organisasi Formal, yaitu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara rasional.
- Organisasi Informal, yaitu kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang tidak dikoordinir untuk mencapai tujuan yang disadari tapi akhirnya mempunyai tujuan bersama, dimana kedudukan dan fungsi-fungsi yang dilakukan tampak kabur.
2. ACTUATING (PENGGERAKAN)
a. Definisi Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian
yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi
yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada
harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap
pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian
dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua
anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi.
Dalam mengimplementasikan
aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus :
- Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
- Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
- Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak,
- Tugas yang diberikan cukup relevan,
- Hubungan harmonis antar rekan kerja.
Actuating (penggerakan) meliputi
kepemimpinan dan koordinasi. Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang
pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar
mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi. Sedangkan koordinasi
yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam
suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari
kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam
bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan. Koordinasi ini
mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke
satu arah yang telah ditentukan.
Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :
Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :
- Mengambil keputusan
- Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan bawahan.
- Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
- Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat
- Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam
memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi. Perintah adalah
petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat para
pelaku organisasi yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Dalam pelaksanaannya direction
(perintah) seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling. Jika perintah
yang disampaikan pemimpin sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staff, maka
staff pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan
kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan
staff sebagai rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staff
bekerja secara baik.
b. Pentingnya Actuating
Tujuan
Actuating (Penggerakan) adalah :
- Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
- Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
- Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
- Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi kerja
- Membuat organisasi berkembang secara dinamis.
CONTROLLING (PENGENDALIAN/ PENGAWASAN)
a.
Definisi Controlling
Controlling bukanlah hanya
sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan aktivitas organisasi, namun juga
mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan koreksi. Dengan demikian apa
yang dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud
pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses
memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana.
Agar pekerjaan berjalan sesuai
dengan tujuan organisasi dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan, baik
dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang
memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini
dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut
dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar organisasi.
Proses pengawasan sebagai bagian
dari pengendalian akan mencatat perkembangan organisasi kearah tujuan yang
diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan
tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat.
Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka upaya
pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Manfaat pengawasan :
- Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan
- Dapat mengetahui adanya penyimpangan
- Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
- Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
- Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi.
b.
Langkah-langkah dalam Controlling
Proses controlling meliputi :
- Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,
- Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,
- Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar,
- Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,
- Melakukan tindakan perbaikan,
- Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,
- Meninjau dan menganalisis ulang rencana.
Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun
jika hasilnya sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana
lanjutan untuk melanjutkan program yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi
semakin dekat untuk dicapai.
c.
Tipe-tipe Controlling
Pengawasan
dibedakan menurut sifat dan waktunya :
1.
Preventive control
Pengawasan yang
dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Pemimpin mengawasi perencanaan
kegiatan yang akan dilaksanakan hingga persiapan yang dilakukan, termasuk
rekruitmen anggota.
2. Repressive control
Pengawasan yang
dilakukan setelah kegiatan berlangsung, dengan mengawasi hasil yang dari
pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan laporan yang didapatkan (melakukan
pengukuran capaian hasil)
3.
Pengawasan saat
proses dilakukan.
Pengawasan yang
dilakukan bersamaan dengan proses, sehingga langsung mengikuti proses dan
mengadakan korkesi jika ada penyimpangan.
4. Pengawasan berkala
Pengawasan yang
dilakukan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kesepakatan (bisa 1 bulan
sekali, 2 atau 3 bulan)
5.
Pengawasan mendadak
(sidak)
Pengawasan yang
dilaksanakan mendadak untuk melihat kinerja staff sehari-hari dan menghindari
terjadinya penyimpangan
6.
Pengawasan Melekat
(waskat)
Pengawasan yang
dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering dilakukan untuk
tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan
sekecil-kecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan.
Kegiatan-kegiatan
yang juga termasuk dalam kegiatan controlling termasuk adalah evaluasi
dan pelaporan. Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan atau program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakup
capaian tujuan kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi
penganggaran dan proses kegiatan. Sedangkan pelaporan merupakan penyampaian
perkembangan hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi.
Controlling akan
mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat agar tidak melakukan
penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu controlling haruslah dilakukan
secara bertanggung jawab dan dengan standar organisasi, sehingga pelaku-pelaku
organisasi tetap bekerja secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
- Irianto,
Yoyon Bahtiar. 2008. Budaya Organisasi. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-6-Budaya_Org.pdf.
(Diakses tanggal 25 Oktober 2013).
- http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/197012101998022-IIP_SARIPAH/Tinjauan_Teoretis_dan_Fungsi-Fungsi_Manajemenx.pdf
(Diakses tanggal 25 Oktober 2013).
- http://data.bmkg.go.id/share/Dokumen/modul%208-11.pdf
(Diakses tanggal 26 Oktober 2013).
- Gunadharma,
Herniyanti. Fungsi-fungsi
Manajemen. http://tinherniyani.trigunadharma.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/CHAPTER-5-Fungsi.pdf
(Diakses tanggal 26 Oktober 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar