Manajemen Komitmen
PENDAHULUAN
Dalam dunia
kerja dibutuhkan komitmen yang tinggi bagi para pekerjanya. Pemahan komitmen
dalam organisasi sangatlah penting, karena akan berpengaruh terhadap kinerja
para pkerjanya dan akan menciptakan suatu suasana yang kondusif. Komitmen
seorang pekerja sangat penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri akan
kualitas yang ia kerjakan dan komitmen tersebut berpengaruh dalam perilaku
seseorang untuk bekerja sesuai dengan yang telah diugaskan.
A.
PENGERTIAN KOMITMEN
Banyak para
ahli mengemukakan arti dari komitmen terhadap organisasi. Armstrong (1991)
menyatakan bahwa pengertian komitmen mempunyai ada 3 (tiga) area perasaan atau
perilaku terkait dengan perusahaan tempat seseorang bekerja:
- Kepercayaan, pada area ini
seseorang melakukan penerimaan bahwa organisasi tempat bekerja atau
tujuan-tujuan organisasi didalamnya merupakan sebuah nilai yang diyakini
kebenarannya.
- Keinginan untuk bekerja atau
berusaha di dalam organisasi sebagai kontrak hidupnya. Pada konteks ini
orang akan memberikan waktu, kesempatan dan kegiatan pribadinya untuk
bekerja diorganisasi atau dikorbankan ke organisasi tanpa mengharapkan
imbalan personal.
- Keinginan untuk bertahan dan menjadi bagian dari organisasi.
Jadi pengertian komitmen lebih dari sekedar menjadi
anggota saja, tetapi lebih dari itu orang akan bersedia untuk mengusahakan pada
derajat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi, demi memperlancar
mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan pada definisi di atas dapat dilihat bahwa
komitmen organisasi itu dijelaskan melalui pada tataran afektif (Allen &
Mayer, 1990 yang dikutip oleh Feinstein, 2004) yaitu kepercayaan dan penerimaan
orang atas nilai dan tujuan organisasi, sehingga membuat orang itu untuk betah
dan tetap ingin bertahan di organisasi. Pada sisi lain ternyata komitmen
organisasi juga dapat dijelaskan pada tataran kontinuasi.
B.
KOMITMEN DALAM PROFESI MENGAJAR
Menciptakan pendidikan berkualitas diperlukan keprofesionalitasan guru yang
tinggi, dan untuk menciptakan guru yang profesional diperlukan adanya komitmen,
rasa hormat dan kebanggaan dari para guru dan pengajar terhadap pekerjaannya
yang menjadi pendorong untuk lebih baik dalam mengajar. Salah satu unsur
pembentuk kompetensi professional guru adalah tingkat komitmennya terhadap profesi
guru dan didukung oleh tingkat abstraksi atau kemampuan menggunakan nalar. Sebaliknya, guru yang mempunyai tingkatan komitmen tinggi,ditandai oleh
ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi.
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk
melaksanakan tugasnya banyak.
c. Banyak
bekerja untuk kepentingan orang lain.
C.
UNSUR – UNSUR KOMITMEN
1.
Identifikasi
Identifikasi,
yang mewujud dalam bentuk kepercayaan pegawai terhadap organisasi, dapat
dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi, sehingga mencakup beberapa
tujuan pribadi para pegawai ataupun dengan kata lain organisasi memasukkan pula
kebutuhan dan keinginan pegawai dalam tujuan organisasinya. Hal ini akan
membuahkan suasana saling mendukung diantara para pegawai dengan organisasi.
Lebih lanjut, suasana tersebut akan membawa pegawai dengan rela menyumbangkan
sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi, karena pegawai menerima tujuan
organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan pribadi mereka
pula.
2.
Keterlibatan
Keterlibatan
atau partisipasi pegawai dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk
diperhatikan karena adanya keterlibatan pegawai menyebabkab mereka akan mau dan
senang bekerja sama baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama teman kerja.
Salah satu cara yang dapat dipakai untuk memancing keterlibatan pegawai adalah
dengan memancing partisipasi mereka dalam berbagai kesempatan pembuatan
keputusan, yang dapat menumbuhkan keyakinan pada pegawai bahwa apa yang telah
diputuskan adalah merupakan keputusan bersama. Disamping itu, dengan melakukan
hal tersebut maka pegawai merasakan bahwa mereka diterima sebagai bagian yang
utuh dari organisasi, dan konsekuensi lebih lanjut, mereka merasa wajib untuk
melaksanakan bersama apa yang telah diputuskan karena adanya rasa keterikatan
dengan apa yang mereka ciptakan (Sutarto, 1989 :79). Hasil riset menunjukkan
bahwa tingkat kehadiran mereka yang memiliki rasa keterlibatan tinggi umumnya
tinggi pula (Steer, 1985).
3. Loyalitas
Loyalitas
pegawai terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk
melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan
kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun (Wignyo-soebroto, 1987).
Kesediaan pegawai untuk mempertahankan diri bekerja dalam organisasi adalah hal
yang penting dalam menunjang komitmen pegawai terhadap organisasi dimana mereka
bekerja. Hal ini dapat diupayakan bila pegawai merasakan adanya keamanan dan
kepuasan di dalam organisasi tempat ia bergabung untuk bekerja.
D.
PENDEKATAN TERHADAP KOMITMEN
Allen dan
Meyer (1990 dalam Yuwono, 2005:140-141) merumuskan tiga komponen yang
mempengaruhi komitmen organisasi sehingga karyawan memilih tetap atau
meninggalkan organisasi berdasarkan norma yang dimilikinya. Komponen-komponen
tersebut adalah:
- Komitmen afektif, berkaitan dengan keinginan
untuk terikat pada organisasi. Individu menetap dalam organisasi karena
keinginannya sendiri. Kunci dari komitmen ini adalah want to.
Individu merasakan adanya kesesuaian antara nilai pribadinya dan
nilai-nilai organisasi.
- Komitmen continuance, suatu komitmen
yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Komitmen ini terbentuk atas dasar
untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila menetap
pada organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need
to). Komitmen ini lebih mendasarkan keterikatannya pada cost
benefit analysis.
- Komitmen normatif, komitmen yang didasarkan pada
norma yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan individu akan
tanggung jawab terhadap organisasi. Dia merasa harus bertahan karena
loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam
organisasi (ough to). Tipe komitmen ini lebih dikarenakan
nilai-nilai moral yang dimiliki karyawan secara pribadi.
PENUTUP
Komitmen merupakan usaha untuk menumbuhkan suatu
kepercayaan dan keinginan untuk mencapai tujuan. Komitmen pada organisasi
ditandai dengan adanya loyalitas dan identifikasi diri terhadap organisasi.
Komitmen pada organisasi tidak hanya menyangkut pada kesetiaan karyawan tetapi
juga melibatkan hubungan komunikasi yang harmonis. Karyawan harus memiliki
kemauan sendiri untuk memberikan segala sesuatu yang ada pada dirinya guna
membantu merealisasika tujuan dan kelangsungan organisasi. Adanya keyakinan
yang kuat membuat seseorang mempunyai motivasi, dari keyakinan dan motivasi
tersebut seseorang mempunyai komitmen untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Komitmen seseorang sangat dibutuhkan dalam ruang lingkup organisasi, karena
dengan adanya komitmen maka seseorang memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan kinerja untuk dapat mengembangkan potensi dirinya dan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar