STRUKTUR
dan DINAMIKA KEPRIBADIAN
Bagi
Allport, struktur kepribadian itu terutama dinyatakan dalam sifat-sifat
(traits) dan tingkah laku didorong oleh sifat-sifat (traits). Allport
berpendapat bahwa masing-masing pengertian reflex bersyarat, kebiasaan, sikap,
sifat, diri (self) dan kepribadian itu kesemuanya masing-masing adalah
bermanfaat. Tetapi walaupun semua pengertian itu diterima dan dianggap
penting,namun tekanan utama diletakkannya pada sifat (traits), sikap (attitude)
dan intense (intentions), sehingga ada yang menamakan psikologi Allport itu
adalah “trait psychology”.
a.
Kepribadian
, Watak dan Temperamen
Kepribadian
Kepribadian adalah
organisasi dinamik dalam system psikofisik individu yang menentukan
penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya. Suatu fenomena dinamik yang
memiliki elemen psikologik dan fisiologik, yang berkembang dan berubah, yang
memainkan peran aktif dalam berfungsinya indivisu. Definisi kepribadian ini
memiliki 3 unsur pokok:
- Istilah dynamic organization dipakai merangkum dua pengertian : kepribadian terus berkembang dan berubah, dan di dalam diri individu ada pusat organisasi yang mewadahi semua komponen kepribadian – menghubungkan satu dengan lainnya.
- Istilah psychophysical systems menyiratkan bahwa kepribadian bukan hanya konstruk hipotetik tetapi merupakan fenomena nyata yang merangkum elemen mental dan neural, disatukan ke dalam unitas kepribadian.
- Istilah determine mempertegas kembali bahwa kepribadian adalah sesuatu dan mengerjakan sesuatu, bukan sekedar konsep yang menjelaskan tingkah laku orang tetapi bagian dari individu yang berperan aktif dalam tingkah laku orang itu.
Watak (Karakter)
Karakter
mengesankan suatu aturan tingkah laku dengan mana orang atau perbuatannya akan
dinilai : orang sering digambarkan memiliki karakter yang baik atau jelek.
Allport menunjukkan bahwa biasanya watak
menunjukkan arti normative; karakter adalah kepribadian yang menilai,dan
kepribadian adalah karakter yang tidak menilai (Allport, 1951).
Temperamen
Temperamen
adalah disposisi yang sangat erat hubungannya dengan factor-faktor biologis
atau fisiologis dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi di dalam
perkembangan. Peranan keturunan disini lebih penting/besar. Bagi Allport
temperamen adalah bagian khusus dari kepribadian yang diberikan definisi
sebagai berikut:
“Temperamen
adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah
tidaknya kena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas
kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitat suasana
hati; gejala ini tergantung kepada factor konstitusional, dan karenanya
terutama berasal dari keturunan”. (Allport, 19521, p.54).
b.
Sifat
(Trait)
Sifat (Trait)
Trait adalah
predisposisi untuk merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip, suatu
struktur neuropsikis yang memiliki kemampuan untuk menjadikan banyak stimuli
berfungsi ekuivalen, dan memulai serta membimbing bentuk-bentuk tingkah laku
adaptif dan ekspresif. Jadi, Trait adalah system neuropsikis yang
digeneralisasikan dan diarahkan, dengan kemampuan untuk menghadapi
bermacam-macam perangsang secara sama, memulai serta membimbing tingkah laku
adaptif dan ekspresif secara sama. Allport menjelaskan sifat-sifat yang
terpenting dari trait, sebagai berikut:
- Nyata: trait itu bukan konsep abstrak tetapi objek nyata, yaitu struktur neuropsikis.
- Membuat banyak stimuli berfungsi ekuivalen: trait itu telah menetapkan orang untuk mengundang berbagai stimulus memiliki makna yang sama dan merespon stimuli itu dengan tingkah laku yang mirip.
- Mengubah/menentukan tingkah laku: trait muncul bukan hanya kalau ada stimulus yang sesuai. Tenaga dorongnya bervariasi, traits yang kuat memiliki kekuatan motif untuk menggerakan tingkah laku, mendorong orang mencari stimulus yang sesuai sehingga dapat menampung trait itu. Trait lemah hanya berperan membimbing tingkah laku yang sudah siap untuk bergerk.
- Empiric: trait dapat disimpulkan melalui berbagai pembuktian empiric. (1) trait disimpulkan dari terjadinya tingkah laku berulang yang mempunyai makna yang sama, mengikuti rentangan stimulus tertentu yang memiliki makna personal yang sama. (2) disimpulkan berdasarkan keajegan, namun keajegan ini tidak mutlak Karena trait bisa disimpulkan dari kesatuan keselarasan yang lembut dari berbagai manifestasi tingkah laku individu. (3) trait disimpulkan dari jawab atau kegiatan merespon stimuli kuesioner.
- Kemandirian yang relative: trait dapat dikenali bukan dari kemandiriannya yang kaku, tetapi dari kecenderungannya di seputar operasi pengaruhnya. Tingkah laku dari suatu trait tertentu dipengaruhi oleh trait yang lain,saling tumpang tindih –tanpa batas yang jelas.
Trait Umum (Bersama) dan Trait
Individual
- Trait umum (nomothetic traits) adalah sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh banyak orang, dipakai untuk membandingkan orang dari latar budaya yang berbeda. Sekelompok orang lebih suka terbuka atau lebih sopan dibanding kelompok lain.
- Trait individual (morphological traits atau idiographic traits) merupakan manifestasi trait umum pada diri seseorang, sehingga selalu unik bagi orang itu, konstruk neuropsikis yang membimbing, mengarahkan, dan memotivasi tingkah laku penyesuaian yang khas. Sifat unik itu merupakan gambarang yang tepat dari struktur kepribadian seseorang.
Sifat Pokok, Sifat Sentral dan
Sifat Sekunder
Sifat merupakan
predisposisi-predisposisi umum bagi tingkah laku. Ada 3 tingkatan disposisi
sifat:
- Sifat umum (cardinal traits): sifat luar biasa khas yang hanya dimiliki sedikit orang, sifatnya sangat berperan dan mendominasi keseluruhan hidupnya. Sifat cardinal sangat jelas, tidak dapat disembunyikan, karena tercermin pada semua tingkah laku orang yang memilikinya. Kualitas yang demikian dominan pada individu itu sering disebut “the eminent trait, the ruling passion, the master sentiment, atau the radix of a life” (Allport, 1951, p.338).
- Sifat sentral (central traits): sifat-sifat ini lebih khas, dan merupakan kecenderungan individu yang sangat khas/karakteristik sering berfungsi dan mudah ditandai.
- Sifat sekunder (secondary trait): sifat ini nampaknya berfungsinya lebih terbatas, kurang menentukan di dalam deskripsi kepribadian, dan sifat ini tidak menyolok, jarang dipakai atau hanya dipakai pada kesempatan yang sangat khusus. Allport menyarankan manakala sifat sekunder itu hanya bangkit oleh stimulus situasi yang sempit, lebih tepat disebut sikap (attitude).
Sifat-Sifat
Ekspresif
Kecuali
yang telah dikemukakan itu, masih ada sifat yang lain, yaitu sifat-sifat
ekspresif. Sifat ekspresif ini merupakan disposisi yang member warna atau
mempengaruhi bentuk tingkah laku, tetapi pada kebanyakan orang tidak mempunyai
sifat mendorong. Tujuan yang dikejar orang sifat-sifat ini dapat bekerja, dapat
memberi warna kepada tingkah lakunya.
Traits
– Habit – Attitude – Type
Trait,
habit, dan attitude semua predisposisi, mereka bisa unik, mereka semua produk
factor genetic dan belajar, dan masing-masing mungkin mengawali atau membimbing
tingkah laku. Type bisa dianggap sebagai super-ordinasi dari ketiga konsep
lainnya.
- Sifat (Trait) adalah predisposisi untuk merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip, penentu kecenderungan yang bersifat umum, dapat dipakai dalam lebih banyak situasi, dan memunculkan lebih banyak variasi respon. Trait merupakan kombinasi atau taraf umum dari 2 habit atau lebih.
- Kebiasaan (Habit) seperti traits tetapi senentu kecenderungan habit bersifat khusus,hanya dipakai untuk merespon satu situasi atau stimulus dan pengulangan dari situasi atau stimulus itu.
- Sikap (Attitude) lebih umum disbanding habit tetapi kurang umum dibanding trait. Attitude terentang dari yang sangat spesifik sampai yang sangat umum, sedag trait selalu umum. Attitude berbeda dengan habit dan trait dalam hal sifatnya yang evaluative.
- Tipe (Type) adalah kategori nomotetik, dan konsep yang jauh lebih luas disbanding tiga konsep diatas. Sebagai suatu kategori, tipe akan mengelompokkan manusia menjadi beberapa jenis atau model tingkah laku. Tipe merangkum ketiga konsep yang lain, menggambarkan kombinasi trait-habit-attitude yang secara teoritis dapat ditemui pada diri seseorang. Namun manakala kita menganalisa individu dalam hal tipenya, kita kehilangan pengamatan mengenai sifat keunikannya. Karena tidak ada orang yang cocok dengan tipe secara sempurna, tipe menjadi pembeda artificial yang mengaburkan realita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar