'http://twitter.com/novitriarianty, My name is Novi Tri Arianty. I was born on 07 November 93. I ♥ Purple, pink and green. I ♥ Psikologi and Biopsikologi. Novi Tri Arianty: September 2014

Selasa, 02 September 2014

Terapi Psikoanalisa

A.  Teknik Terapi Psikoanalisa

Freud mengajarkan lima (5)  teknik  dasar dalam konseling psikoanalisis (Corey, 2010:42), yaitu :
1.    Asosiasi bebas
Merupakan teknik utama dalam pendekatan psikoanalisa. Di sini konseli diminta untuk memanggil kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan-pelepasan emosi yang berkaitan dengan peristiwa traumatis di masa lampau. Pada teknik asosiasi bebas konseli mengalami proses katarsis, dimana dia mendapatkan kebebasan untuk mengemukakan segenap perasaan dan pikiran yang terlintas di benaknya, baik yang menyenangkan maupun yang tidak. Biasanya dilakukan dengan cara konseli berbaring di atas sofa sementara konselor duduk di belakang kepalanya sehingga tidak mengganggu perhatian konseli pada saat melakukan asosiasi bebas.
Selama proses berlangsung tugas konselor adalah mengenali peristiwa-peristiwa yang di-repres dan dikurung oleh konseli dalam ketidaksadarannya. Kemudian konselor menafsirkan pengalaman itu, menyampaikannya kepada konseli dan membimbingnya ke arah peningkatan pemahaman atas dinamika yang  tidak disadari oleh konseli
2.    Interpretasi (Penafsiran)
Penafsiran adalah suatu prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi. Prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan analis yang menerangkan makna-makna tingkah laku yang memanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas dan oleh hubungan teraupetik itu sendiri. Intepretasi atau penafsiran ini bertujuan mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan tak sadar lebih lanjut. Ada aturan yang harus diperhatikan konselor dalam melakukan interpretasi. Ia harus diberlakukan sebagai hipotesis, bukan fakta yang seringkali dinilai klien.disamping itu, interpretasi harus berhubungan dengan yang paling dekat dengan kesadaran kita. Konselor tidak dapat menyampaikan interpretasi yang hanya berupa praduga belaka dimana klien belum pernah mengugkapkannya pada konselor. Konselor juga membuat intrepetasi yang dimulai dari material yang bersifat permukaan menuju material yang lebih dalam.
3.    Analisis mimpi
Freud menyebut mimpi sebagai jalan istimewa menuju ketidaksadaran, sebab melalui mimpi hasrat, kebutuhan, dan ketakutan yang tidak disadari bisa terungkap. Mimpi memiliki 2 taraf isi yaitu isi laten dan isi manifes, isi laten terdiri dari motif-motif yang tersembunyi dan simbolis, sebaliknya isi manifes yaitu gambaran yang tampak dalam mimpi yang dialami oleh individu. Tugas konselor disini adalah untuk menyingkap isi laten yang tergambar dalam isi manifes mimpi konseli, serta mengasosiasikannya guna menyingkap makna-makna terselubung di dalamnya.
4.    Analisis resistensi
Resistensi adalah sesuatu yang menghambat kelangsungan terapi dan mencegah konseli mengungkapkan alasan-alasan kecemasannya. Freud berpendapat bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan karena akan menghambat proses konseling. Penafsiran terhadap resistensi harus dilaksanakan untuk membantu konseli menyadari alasan-alasan yang ada di balik resistensi dan kemudian mampu menyelesaikan konfliknya secara realistis.
5.    Analisis transferensi
Transferensi terjadi ketika terdapat sebuah “urusan yang belum selesai” dengan orang-orang penting di masa lalu, yang terdistorsi ke masa sekarang dan memberikan reaksi kepada konselor sebagaimana dia bereaksi terhadap ayah atau ibunya pada masa kanak-kanak. Di sini konselor melakukan penafsiran agar konseli  mampu menembus konflik masa lalu, dan menggarap konflik emosional yang terdapat pada hubungan terapeutiknya bersama sang konselor.

B.  Tahapan Treatments
1.    Opening phase
·      Rapport, wawancara awal
·      Free association à mempelajari  riwayat & perkembangan pasien, memahami fantasi / pikiran /perasaan/konflik ketidaksadaran.
2.    Developing of transference
·   Jika pasien tampak sudah siap  maka dilakukan diskusi / analisis mengenai dorongan / konflik tidak disadari dari masa lalu terhadap significant other
·      Diperoleh insight-insight
3.    Working through
·      Merealisasikan hal-hal yang diperoleh dalam tahap insight – reaksi lebih adaptif
4.    Resolution of transference
·  Jika pasien dan terapis merasa puas, tujuan utama terapi tercapai, transference di pahami / mendapat insight baru à  kehidupan yang baru

C.   Tujuan Terapi Psikoanalisis
·      Membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tidak disadari didalam diri klien.

·      Fokus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald. (2010). Teori Konseling & Psikoterapi, Bandung : PT Refika Aditama.
Feist, J & Gregory Feist. (2010). Teori Kepribadian, Edisi 7, Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.
Semium, Yustinus OFM. 2010, Teori kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freid, Yogyakarta: Kanisius.
Suryabrata, S. (2011). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.