'http://twitter.com/novitriarianty, My name is Novi Tri Arianty. I was born on 07 November 93. I ♥ Purple, pink and green. I ♥ Psikologi and Biopsikologi. Novi Tri Arianty: Juni 2013

Kamis, 13 Juni 2013

Pink - Just Give Me A Reason



Right from the start
You were a thief
You stole my heart
And I your willing victim
I let you see the parts of me
That weren't all that pretty
And with every touch you fixed them


Now you've been talking in your sleep, oh, oh
Things you never say to me, oh, oh
Tell me that you've had enough
Of our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
We're not broken just bent
And we can learn to love again

I'm sorry I don't understand
Where all of this is coming from
I thought that we were fine
(Oh, we had everything)
Your head is running wild again
My dear we still have everythin'
And it's all in your mind
(Yeah, but this is happenin')

You've been havin' real bad dreams, oh, oh
You used to lie so close to me, oh, oh
There's nothing more than empty sheets
Between our love, our love
Oh, our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
I never stopped
You're still written in the scars on my heart
You're not broken just bent
And we can learn to love again

Oh, tear ducts and rust
I'll fix it for us
We're collecting dust
But our love's enough
You're holding it in
You're pouring a drink
No nothing is as bad as it seems
We'll come clean

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again

Oh, we can learn to love again
Oh, we can learn to love again
Oh, oh, that we're not broken just bent
And we can learn to love again

Senin, 10 Juni 2013

Kerangka Jurnal


Kerangka Jurnal
Ada banyak panduan yang bisa membantu Anda dalam menulis sebuah jurnal ilmiah. Panduan yang satu ini, mungkin bisa dijadikan referensi.

Format umum untuk jurnal ilmiah biasanya terdiri dari:
1. Judul;
2. Abstrak;
3. Pendahuluan;
4. Bahan dan metode;
5. Hasil;
6. Pembahasan;
7. Kesimpulan;
8. Daftar pustaka.

1. Judul
Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari jurnal tersebut. Misalnya, judul "Laporan Lab Biologi". Dengan judul seperti ini, maka tidak ada pembaca yang mau membacanya karena tidak menggambarkan isi jurnal. Contoh judul yang jelas, misalnya "Pengaruh Cahaya dan Suhu terhadap Pertumbuhan Populasi Bakteri Escherichia Coli". Judul ini sudah sedikit banyak melaporkan isi dari jurnal.

2. Abstrak
Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan untuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal.
Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum  tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada abstrak harus dapat berdiri sendiri tanpa catatan kaki. Abstrak ini biasanya ditulis terakhir. Cara mudah untuk menulis abstrak adalah mengutip poin yang paling penting di setiap bagian jurnal. Kemudian menggunakan poin-poin untuk menyusun sebuah deskripsi singkat tentang studi Anda.

3. Pendahuluan
Pendahuluan adalah pernyataan dari kasus yang Anda diselidiki, yang memberikan informasi kepada pembaca untuk memahami tujuan spesifik Anda dalam kerangka teoritis yang lebih besar. Bagian ini juga dapat mencakup informasi tentang latar belakang masalah, seperti ringkasan dari setiap penelitian yang telah dilakukan dan bagaimana sebuah percobaan akan membantu untuk menjelaskan atau memperluas pengetahuan dalam bidang umum. Semua informasi latar belakang yang dikumpulkan dari sumber lain harus menjadi kutipan.

Catatan: Jangan membuat pendahuluan terlalu luas. Ingat saja bahwa Anda menulis jurnal untuk rekan yang juga memiliki pengetahuan yang sama dengan Anda.

4. Bahan dan Metode
Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis pengendalian. Jika percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan daerah penelitian, lokasi, dan juga menjelaskan pekerjaaan yang dilakukan.  Aturan umum yang perlu diingat adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan jelas sehingga pembaca memiliki pengetahuan dan teknik dasar agar bisa diduplikasikan.

5. Hasil
Di sini peneliti menyajikan data yang ringkas dengan tinjauan menggunakan teks naratif, tabel, atau gambar. Ingat hanya hasil yang disajikan, tidak ada interpretasi data atau kesimpulan dari data dalam bagian ini. Data yang dikumpulkan dalam tabel/gambar harus dilengkapi teks naratif dan disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti. Jangan ulangi secara panjang lebar data yang telah disajikan dalam tabel dan gambar.  

6. Pembahasan
Pada bagian ini, peneliti menafsirkan data dengan pola yang diamati. Setiap hubungan antar variabel percobaan yang penting dan setiap korelasi antara variabel dapat dilihat jelas. Peneliti harus menyertakan penjelasan yang berbeda dari hipotesis atau hasil yang berbeda atau serupa dengan setiap percobaan terkait dilakukan oleh peneliti lain. Ingat bahwa setiap percobaan tidak selalu harus menunjukkan perbedaan besar atau kecenderungan untuk menjadi penting. Hasil yang negatif juga perlu dijelaskan dan mungkin merupakan sesuatu yang penting untuk diubah dalam penelitian Anda.

7. Kesimpulan
Bagian ini hanya menyatakan bahwa peneliti berpikir mengenai setiap data yang disajikan berhubungan kembali pada pertanyaan yang dinyatakan dalam pendahuluan. Dengan mengacu pada bagian pendahuluan dan kesimpulan, seorang pembaca harus memiliki ide yang baik dari penelitian ini, meski pun hanya rincian spesifik.

8. Daftar Pustaka
Semua informasi (kutipan) yang didapat peneliti harus ditulis sesuai abjad pada bagian ini. Hal tersebut berguna untuk pembaca yang ingin merujuk pada literatur asli. Perhatikan bahwa referensi yang dikutip benar-benar disebutkan pada jurnal Anda.

Selasa, 04 Juni 2013

Teori Cinta Strenberg

Teori Cinta Sternberg


Seorang psikolog Amerika bernama Robert J. Sternberg, mengembangkan Teori Segitiga Cinta. Menurut beliau, semua jenis hubungan, baik itu hubungan pertemanan, kekasih, pasangan hidup ataupun belahan jiwa, memiliki salah satu dari 3 elemen ini; KEINTIMAN, GAIRAH dan KOMITMEN.
  • KEINTIMAN adalah kedekatan emosional, yang melibatkan tingkat kepercayaan yang tinggi antara dua individu.
  • GAIRAH adalah perasaan romantis, ketertarikan secara fisik dan seksual.
  • KOMITMEN adalah upaya sadar untuk menjaga hubungan.

Sternberg melihat cinta sebagai segitiga sama sisi. Ketiga belah sisi harus memiliki panjang yang sama. Jika ada ketimpangan apapun maka segitiga tersebut akan miring atau melengkung, yang berarti bahwa konsep cinta tidak akan bisa berlanjut atau bertahan. Perlu diingat bahwa sebuah hubungan itu selalu berkembang dan umumnya berubah bentuk yang berbeda dari bentuk cinta semula karena berjalan melalui berbagai tahap. Cinta itu tidak statis. Cinta sangat dinamis. Juga harus diingat bahwa Teori Segitiga Cinta ini berlaku untuk segala jenis hubungan: saudara, persahabatan, dan kekasih.

1.  CONSUMMATE LOVE
Ini adalah cinta ideal yang diimpikan setiap orang. Semua 3 elemen sangat seimbang. Bentuk sempurna sama sisi: tingkat kepercayaan yang tinggi + bergairah + dan berkomitmen penuh.
Saya coba untuk memberikan contoh seperti apa Cinta yang Sempurna itu, tidak mudah … tapi mari kita lihat; Apakah Anda pernah melihat sepasang suami istri merayakan ulang tahun ke-50 mereka, masih saling memandang penuh gairah meskipun semua sudah keriput dan beruban, masih romantis terhadap satu sama lain, masih berpegangan tangan, (dan bahkan masih bercinta), masih menghabiskan banyak waktu bersama-sama seolah-olah orang-orang yang lain itu tidak penting. Ini mungkin yang bisa disebut Cinta yang Sempurna. Bagi pasangan yang baru menikah mungkin merasa bahwa mereka memiliki tipe cinta yang ideal ini, namun hanya dengan melewati perjalanan hidup, mereka akan mengetahui apakah cinta yang mereka miliki adalah Cinta yang Sempurna atau bentuk lainnya…
2. LIKING 
“Suka”: jika Keintiman adalah satu-satunya elemen yang ada dalam suatu hubungan, tanpa hasrat atau komitmen, hasilnya adalah PERSAHABATAN. Dua orang hanya “MENYUKAI” satu sama lain, bukan “MENCINTAI” satu sama lain
Contoh:
  • Hubungan antara 2 individu sebagai teman atau sahabat.
  • Pasangan yang mungkin memulai pernikahan mereka dengan Cinta yang Sempurna. Jika seiring berjalannya waktu, mereka menjadi tidak lagi saling tertarik satu sama lain dan tidak lagi memiliki komitmen yang mengikat pernikahan mereka, ada kemungkinan mereka memutuskan untuk berpisah dan tetap menjadi teman.
  • Untuk pasangan yang sudah menikah, hilangnya komitmen dan passion bisa menyebabkan terjadinya affair atau hadirnya pihak ketiga di dalam hubungan mereka. Pasangan ini, karena mempunyai hubungan yang baik, masih bisa menjaga hubungan pertemanan mereka.

3. INFATUATION LOVE
NAFSU: Jika Gairah adalah satu-satunya yang mendominasi, maka hasilnya adalah keinginan fisik, atau nafsu (yang tidak berarti). Hubungan hanya didasarkan pada kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan seksual. Tidak ada ikatan emosi dan komitmen
Contoh:
  • Cinta pada pandangan pertama\
  • Hubungan sex secara kasual (One night stands) cocok untuk jenis ini (tetapi apakah itu bisa dikatakan cinta????)
  • Hubungan sex dengan pekerja sex

4. EMPTY LOVE
CINTA YANG HAMPA: Komitmen hanyalah elemen yang hadir. Tidak ada gairah fisik atau kedekatan emosional yang mendasarinya.
Contoh:
  • Pernikahan tanpa cinta, yang biasanya terjadi dalam suatu perjodohan.
  • Sepasang suami istri yang tidak lagi memiliki gairah atau keintiman, namun mereka takut untuk bercerai karena alasan budaya atau agama. Mereka mungkin juga tinggal bersama demi anak-anak meskipun mereka tidak mencintai satu sama lain dan sering berkelahi.

5. ROMANTIC LOVE
CINTA yang ROMATIS: Keintiman dan Gairah adalah elemen yang mendominasi di dalamnya.
Contoh:
  • Pasangan baru; menikmati kebersamaan dan sangat tertarik satu sama lain. Namun, mereka tidak/belum memiliki komitmen untuk masa depan.
  • TTM; mereka mungkin memiliki ketertarikan dan kedekatan yang kuat, mereka seolah tidak dapat terpisah, namun belum bersedia berkomitmen.
  • Jika perkawinan jatuh ke tahap ini, di mana komitmen memudar, satu pihak mungkin telah berselingkuh, sementara/pasangannya masih percaya bahwa cinta mereka masih akan kuat.

[Ingat salah satu lagunya Julio Iglesias? Yang diberi judul; To All The Girls I Have Loved Before…]

To all the girls I’ve loved before
Who travelled in and out my door
I’m glad they came along
I dedicate this song
To all the girls I’ve loved before…

Para Gadis, waspadalah pada pria tipe ini! Mereka mudah sekali untuk menjalin cinta tanpa keinginan untuk berkomitmen.

6. FATUOUS LOVE
 CINTA BUTA: Hubungan yang didasarkan pada Gairah dan Komitmen
Contoh
  • 2 sejoli yang bertemu di Bali dan bersenang-senang bersama, lalu memutuskan untuk menikah tanpa mengenal satu sama lain dengan baik.
  • Atau 2 orang yang tertarik secara fisik terhadap satu sama lain, berhubungan seks dan menyebabkan kehamilan. Mereka memutuskan untuk memasukkan perkawinan meskipun mereka tidak saling mengenal dengan baik.

7. COMPANIONATE LOVE
CINTA REKANAN: Hubungan yang dilandasi pada Keintiman dan Komitmen saja.
Contoh:
  • Pasangan menikah, yang bahagia satu sama lain namun sudah tidak memiliki gairah seksual lagi. Mereka bisa terlihat sangat harmonis karena mereka masih menikmati kedekatan satu sama lainnya.
  • Hubungan pertemanan yang telah lama dan sedikit lebih berani melangkah, mengikatkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.

Namun walaupun cinta yang ideal memiliki 3 unsur seimbang, itu tidak berarti bahwa sebuah hubungan tidak bisa bahagia tanpa unsur-unsur yang lengkap. Persahabatan, companionate love dan kasih sayang bisa mengisi kehidupan seseorang dengan kebahagiaan. Dibutuhkan dedikasi dan usaha untuk membuat cinta bisa berakhir selamanya.



Teori Cinta Sternberg

Seorang psikolog Amerika, Robert J. Sternberg, mengembangkan Teori Segitiga Cinta. Menurut beliau, semua jenis hubungan, baik itu hubungan pertemanan, kekasih, pasangan hidup ataupun belahan jiwa, memiliki salah satu dari 3 elemen ini; KEINTIMAN, GAIRAH dan KOMITMEN.
a.   KEINTIMAN adalah kedekatan emosional, yang melibatkan tingkat kepercayaan yang tinggi antara dua individu.
b.   GAIRAH adalah perasaan romantis, ketertarikan secara fisik dan seksual.
c.   KOMITMEN adalah upaya sadar untuk menjaga hubungan.

Sternberg melihat cinta sebagai segitiga sama sisi. Ketiga belah sisi harus memiliki panjang yang sama. Jika ada ketimpangan apapun maka segitiga tersebut akan miring atau melengkung, yang berarti bahwa konsep cinta tidak akan bisa berlanjut atau bertahan. Perlu diingat bahwa sebuah hubungan itu selalu berkembang dan umumnya berubah bentuk yang berbeda dari bentuk cinta semula karena berjalan melalui berbagai tahap. Cinta itu tidak statis. Cinta sangat dinamis. Juga harus diingat bahwa Teori Segitiga Cinta ini berlaku untuk segala jenis hubungan: saudara, persahabatan, dan kekasih.
1. CONSUMMATE LOVE
Ini adalah cinta ideal yang diimpikan setiap orang. Semua 3 elemen sangat seimbang. Bentuk sempurna sama sisi: tingkat kepercayaan yang tinggi + bergairah + dan berkomitmen penuh.
Saya coba untuk memberikan contoh seperti apa Cinta yang Sempurna itu, tidak mudah … tapi mari kita lihat; Apakah Anda pernah melihat sepasang suami istri merayakan ulang tahun ke-50 mereka, masih saling memandang penuh gairah meskipun semua sudah keriput dan beruban, masih romantis terhadap satu sama lain, masih berpegangan tangan, (dan bahkan masih bercinta), masih menghabiskan banyak waktu bersama-sama seolah-olah orang-orang yang lain itu tidak penting. Ini mungkin yang bisa disebut Cinta yang Sempurna. Bagi pasangan yang baru menikah mungkin merasa bahwa mereka memiliki tipe cinta yang ideal ini, namun hanya dengan melewati perjalanan hidup, mereka akan mengetahui apakah cinta yang mereka miliki adalah Cinta yang Sempurna atau bentuk lainnya…
2. LIKING 
“Suka”: jika Keintiman adalah satu-satunya elemen yang ada dalam suatu hubungan, tanpa hasrat atau komitmen, hasilnya adalah PERSAHABATAN. Dua orang hanya “MENYUKAI” satu sama lain, bukan “MENCINTAI” satu sama lain
Contoh:
a.      Hubungan antara 2 individu sebagai teman atau sahabat.
b.     Pasangan yang mungkin memulai pernikahan mereka dengan Cinta yang Sempurna. Jika seiring berjalannya waktu, mereka menjadi tidak lagi saling tertarik satu sama lain dan tidak lagi memiliki komitmen yang mengikat pernikahan mereka, ada kemungkinan mereka memutuskan untuk berpisah dan tetap menjadi teman.
c.      Untuk pasangan yang sudah menikah, hilangnya komitmen dan passion bisa menyebabkan terjadinya affair atau hadirnya pihak ketiga di dalam hubungan mereka. Pasangan ini, karena mempunyai hubungan yang baik, masih bisa menjaga hubungan pertemanan mereka.
3. INFATUATION LOVE
NAFSU: Jika Gairah adalah satu-satunya yang mendominasi, maka hasilnya adalah keinginan fisik, atau nafsu (yang tidak berarti). Hubungan hanya didasarkan pada kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan seksual. Tidak ada ikatan emosi dan komitmen
Contoh:
a.      Cinta pada pandangan pertama\
b.     Hubungan sex secara kasual (One night stands) cocok untuk jenis ini (tetapi apakah itu bisa dikatakan cinta????)
c.      Hubungan sex dengan pekerja sex
4. EMPTY LOVE
CINTA YANG HAMPA: Komitmen hanyalah elemen yang hadir. Tidak ada gairah fisik atau kedekatan emosional yang mendasarinya.
Contoh:
a.    Pernikahan tanpa cinta, yang biasanya terjadi dalam suatu perjodohan.
b.    Atau sepasang suami istri yang tidak lagi memiliki gairah atau keintiman, namun mereka takut untuk bercerai karena alasan budaya atau agama. Mereka mungkin juga tinggal bersama demi anak-anak meskipun mereka tidak mencintai satu sama lain dan sering berkelahi.
5. ROMANTIC LOVE
CINTA yang ROMATIS: Keintiman dan Gairah adalah elemen yang mendominasi di dalamnya.
Contoh:
a.      Pasangan baru; menikmati kebersamaan dan sangat tertarik satu sama lain. Namun, mereka tidak/belum memiliki komitmen untuk masa depan.
b.     TTM; mereka mungkin memiliki ketertarikan dan kedekatan yang kuat, mereka seolah tidak dapat terpisah, namun belum bersedia berkomitmen.
c.      Jika perkawinan jatuh ke tahap ini, di mana komitmen memudar, satu pihak mungkin telah berselingkuh, sementara / pasangannya masih percaya bahwa cinta mereka masih akan kuat.
[Ingat salah satu lagunya Julio Iglesias? Yang diberi judul; To All The Girls I Have Loved Before…]
To all the girls I’ve loved before
Who travelled in and out my door
I’m glad they came along
I dedicate this song
To all the girls I’ve loved before…
Para Gadis, waspadalah pada pria tipe ini! Mereka mudah sekali untuk menjalin cinta tanpa keinginan untuk berkomitmen.
6. FATUOUS LOVE
 CINTA BUTA: Hubungan yang didasarkan pada Gairah dan Komitmen
Contoh:
a.     2 sejoli yang bertemu di Bali dan bersenang-senang bersama, lalu memutuskan untuk menikah tanpa mengenal satu sama lain dengan baik.
b.     Atau 2 orang yang tertarik secara fisik terhadap satu sama lain, berhubungan seks dan menyebabkan kehamilan. Mereka memutuskan untuk memasukkan perkawinan meskipun mereka tidak saling mengenal dengan baik.
7. COMPANIONATE LOVE
CINTA REKANAN: Hubungan yang dilandasi pada Keintiman dan Komitmen saja.
Contoh:
a.      Pasangan menikah, yang bahagia satu sama lain namun sudah tidak memiliki gairah seksual lagi. Mereka bisa terlihat sangat harmonis karena mereka masih menikmati kedekatan satu sama lainnya.
b.     Hubungan pertemanan yang telah lama dan sedikit lebih berani melangkah, mengikatkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
Namun walaupun cinta yang ideal memiliki 3 unsur seimbang, itu tidak berarti bahwa sebuah hubungan tidak bisa bahagia tanpa unsur-unsur yang lengkap. Persahabatan, companionate love dan kasih sayang bisa mengisi kehidupan seseorang dengan kebahagiaan. Dibutuhkan dedikasi dan usaha untuk membuat cinta bisa berakhir selamanya.

Senin, 03 Juni 2013

Sejarah Psikologi di Indonesia

Lahirnya Pendidikan Psikologi di Indonesia diawali oleh pidato ilmiah Prof. Dr. Slamet Iman Santoso dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Universitas Indonesia pada Dies Natalis Universitas Indonesia pada tahun 1952 di Fakultas Pengetahuan Teknik UI di Bandung (sekarang ITB). Dalam pidato tersebut, beliau antara lain mengemukakan penggunaan pemeriksaan psikologis untuk mendeteksi the right man on the right place, dan menghindari the right man on the wrong place, the wrong man on the right place, serta the wrong man on the wrong place.
Prof. Dr. Slamet Iman Santoso adalah seorang ahli penyakit syaraf dan jiwa,yang menyadari bahwa tidak semua masalah kejiwaan dapat diselesaikan psikiatri, sehingga muncul niat untuk mendirikan Fakultas Psikologi di Indonesia sehingga kemudian dia dikenal sebagai Bapak Psikologi Indonesia. Latar belakang pendidikannya adalah Europeesche Lagere School (ELS), Hollandsch Inlandsche School (HIS (1912-1920) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO (1920-1923). Kemudian melanjut ke MAS-B, Yogyakarta (1923-1926); Indische Arts, Stovia (1926-1932); dan Geneeskunde School of Arts, Batavia Sentrum (1932-1934).
Sebagai kelanjutan dari pidato Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, di lingkungan Kementerian Pendidikan, Pengadjaran, dan Kebudajaan (disingkat Kementerian PP&K), pada tanggal 3 Maret 1953 diselenggarakan Kursus Asisten Psikologi, yang diketuai oleh Prof. Dr. Slamet Iman Santoso. Tak lama setelah itu, masih dalam lingkungan Kementerian PP&K, didirikan Lembaga Psikologi, yang kemudian berubah statusnya menjadi Lembaga Pendidikan Asisten Psikologi yang secara langsung berada di bawah pimpinan Universitas Indonesia.
Pada tahun 1955, Pendidikan Psikologi Asisten Psikologi diubah statusnya menjadi Pendidikan Sarjana Psikologi, yang secara administratif berada di bawah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dalam SK Menteri Pendidikan, Pengadjaran & Kebudajaan Republik Indonesia No. 108049/U.U. dinyatakan bahwa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dimulai tanggal 1 Djuli 1960. Dengan demikian, tahun 1960 merupakan tahun kelahiran Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dengan Dekan pertamanya Prof. Dr. Slamet Iman Santoso.
Kemdian pada 11 Juli 1958 didirikan organisasi profesi psikologi di Indonesi, didirikan di Jakata dengan nama Ikatan Sarjana Psikologi ( ISPsi ). . Sejalan dengan perubahan sistim pendidikan tinggi di Indonesia, melalui Kongres Luar Biasa pada tahun 1998 di Jakarta, organisasi ini mengubah nama menjadi Himpunan Psikologi Indonesia ( HIMPSI ).
Sebagai organisasi profesi, Himpsi merupakan wadah berhimpunnya profesional Psikologi (Sarjana Psikologi, Magister Psikologi, Doktor Psikologi dan Psikolog). Sejak tahun 2003, lulusan program pendidikan profesi psikologi sudah setara dengan jenjang Magister. Misi utama Himpsi adalah pengembangan keilmuan dan profesi psikologi di Indonesia.
Pada tanggal 22 Oktober 2000 di Bandung, HIMPSI melakukan kongres, Kongres VII HIMPSI sehingga terbentuklah Kode Etik Psikologi Indonesia.
Awal munculnya Psikologi di Indonesia adalah sebagai bagian dari ilmu kedokteran dan Psikotes, tetapi kemudian berkembang pesat serta menjadi kebutuhan masyarakat di berbagai sektor seperti pendidikan, sosial, dan olahraga. Di tahun 1960-an hanya ada empat fakultas psikologi yaitu di UI, UGM, UNPAD, Maranatha.Sekarang sudah ada lebih dari 40 fakultas psikologi di Indonesia baik negeri maupun swasta.